BAIAT ITU HUKUMNYA WAJIB TAPI SULIT DILAKSANAKAN

GHOUTSU HADZAZ ZAMAN DI MANA MANUSIA BERBAIAT.

Bismillahir rohmaanir rohiim
Assalamu’alaikum wr wb.




Manusia dihadirkan Allah ke permukaan bumi, Hanya untuk mengabdi kepada Allah. Semua bentuk pengabdian para manusia kepada Allah sangat banyak macam dan variasinya, sehingga setiap terjadi penyimpangan dalam pengabdian , Allah menurunkan kekasihnya untuk menuntun dan membimbing ummat manusia yang secara umum disebut Nabi dan Rosul yang harus ditaati.




Setiap Nabi dan Rosul , membawa sistim dan tata cara masing masing sesuai keadaan Zaman. Namun, yang sangat perlu kita sadari bahwa semua sistim itu merupakan alat dan cara yang pada dasarnya membawa misi yang sama yaitu taat kepada Allah dan Rosulnya.




Semua Bimbingan taat kepada Allah dan rosulnya, yang dibawa oleh para  Nabi  pada prinsipnya sama. Semua di berikan dalam bentuk ajaran TAUHID. Ajaran untuk me-Wahid-kan Allah yang singkatnya  disebut AGAMA TAUHID . Yaitu ajaran tentang ketuhanan (Mengenal Allah SWT). Dimana dalam ajaran itu dijelaskan tentang sifat-sifat yang berkaitan dengan sifat wajib, muhal dan jaiz bagi Allah SWT. Dan juga sifat-sifat yang berkaitan dengan sifat-sifat Rosul sebagai Utusan Allah . 




Nabi Adam as. mengenalkan pada semua makhluk (anak cucunya) bahwa, Tuhan yang wajib disembah adalah hanya Allah . Karena Allah SWT yang menciptakan segala sesuatu serta mengatur semua yang ada di langit, bumi, gunung, laut dan lain-lainnya. Semuanya adalah ciptaan Allah swt. Dengan ajaran tauhid itu di harapkan, manusia mengenal Tuhannya. Sehingga manusia mau tunduk dan patuh kepada Tuhannya, yaitu Allah SWT




Nabi Adam as. menanamkan jiwa keimanan terhadap Allah SWT. kepada seluruh anak keturunnanya. Dan meyakinkan bahwa tiada Tuhan selain Allah . Setelah hal itu berhasil, Nabi Adam as. mengenalkan tentang aturan-aturan yang telah ditetapkan oleh Allah swt. Yang berkaitan dengan syari’at. tentang peribadatan seorang hamba, sebagai upaya dan media untuk lebih mendekatkan diri kepada tuhannya . Hukum syari’at itu mengenalkan manusia tentang hak dan kewajibannya. Serta rutinitas yang harus dijalankan setiap waktu. Hukum itu meliputi sholat, nikah, shodaqoh, warisan dan lain-lainnya. Sholat pada masa Nabi Adam as. itu caranya berbeda dengan sholat yang ada pada masa Nabi Muhammad saw. Begitu juga halnya dengan shodaqoh, warisan dan lain-lain. Sepeninggal Nabi Adam Alaihi Salam , kemudian ajaran beliau diselewengkan oleh anak cucu beliau. Kemudian Allah mengutus Mbah Nabi Idris AS .  begitu pula , sepeninggal Nabi Idris AS , ajaran tauhid ini diselewengkan kembali,  Keadaan ini terulang kembali dan terulang kembali. Sehingga setiap terjadi penyelewengan , Allah senantiasa mengutus salah seorang hambanya yang paling taat dan paling terpercaya untuk mengarahkan dan menuntun ummat.




Setelah sekian kurun waktu, Mbah Nabi Ibrahim AS mendobrak sistim yang tentunya atas dasar perintah Allah yang secara syariat, menuntun peribadatan bagi sekalian manusia. Namun bidang Keimanan , beliau sama sekali tidak mengadakan hal baru .  beliau mengajarkan tauhid sebagaimana nabi nabi sebelumnya.




Dalam kenyataannya , manusia tetap menyeleweng dan senantiasa menyeleweng dari tuntunan yang digariskan. Hingga tak terhitung jumlah para nabi yang ditugaskan untuk senantiasa menetapi ajaran tauhid, sebagaimana kita ketahui bersama Allah juga telah menugaskan Nabi Ismail , Nabi Ya’qub , Nabi Yusuf , Nabi Ishak , dan seterusnya hingga kepada Nabi Isa Alaihi Salam.




Dalam kisaran 600 tahunan , hamper semua manusia membuat penelewengan kembali dan tinggal beberapa ahli kitab yang masih memegang tauhid, yang salah satunya terkenal berpegang teguh ajaran tauhid  adalah Waraqah bin Naufal bin Asad bin Abdul Uzza bin Qushai bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Luai, Ubaidillah bin Jashsy bin Ri’ab bin Ya’mar bin Shabrah bin Murrah bin Kabir bin Ghanm bin Dudan bin Asad bin Khuzaimah (ibunya bernama Umaimah binti Abdul Muththalib), Utsman bin Al-Huwirits bin Asad bin Abdul Uzza bin Qushai, dan Zaid bin Amr bin Nufail bin Abdul Uzza bin Abdullah bin Qurth bin Riyah bin Razah bin Adi bin Ka’ab bin Luai.

Sebagian di antara mereka berkata kepada sebagian yang lain, ‘Demi Allah, belajarlah kalian, karena kaum kalian tidak berada pada sesuatu yang bisa diandalkan. Sungguh mereka telah menyimpang dari agama nenek moyang mereka, Ibrahim. Bukan batu yang kita thawaf di sekitarnya, karena batu tidak mendengar, tidak melihat, tidak bisa memberi madharat, dan tidak bisa memberi manfaat.

Beberapa orang tersebut senantiasa mengembara guna mencari agama Nabi  Ibrahim AS yang hanif. Sangat jelas bahwa para ahli kitab sudah menyimpang dari ajaran yang dibawa oleh Nabi Isa AS. Hingga Allah mengutus kembali dan sekaligus menyempurnakan agama agama yang pernah dibawa oleh para nabi.



Kini kita sadari bersama bahwa kita sudah melewati ambang batas yang kedua. Sudah berselang 1400 tahun lebih.  Jika Jaman Nabi Isa AS menuju Junjungan Kita  Muhammad Rosululloh Shollallohu Alaihi wa Sallam mengalami penyimpagan sekitar 600 tahunan , ini sangat memungkinkan sekali kita yang sudah tertinggal selama 1435 tahun ini , besar kemungkinan terjadi penyelewengan dan penyimpangan. hanya saja Allah menetapkan bahwa tidak ada nabi sepeninggal Muhammad Rosdululloh SAW.  Ini bukan berarti tidak ada pemimpin. Justru bumi ini  akan hancur ketika tidak ada pemimpin yang meneruskan ajaran beliau . Justru manusia akan lebih menyimpang tanpa keberadaan Ulil Amri atau Ghoutsu Zaman. 




Bukti bukti penyimpangan dan penyelewengan manusia itu bisa kita lihat dari tanda tanda antara lain:

1.     Banyaknya macam / ragam dalam Islam yang saling memojokkan antara satu sama lain.
2.    Setiap kelompok mengklaim akan kebenaran pahamnya dan menyesatkan kelompok lain.
3.    Manusia kehilangan keprihatinan kepada ummat pada umumnya. 
4.    Manusia mengalami kebodohan ( Jahil ) bidang tauhid. 
5.    Manusia mengalami kesulitan dalam mencari pemimpin yang Rosuli.
6.    Terputusnya manusia umum dalam berhubungan dengan Ulil Amri secara rohani.
7.    Manusia menjauhi Ulama sebab sulitnya menyaksikan kebenaran yang disampaikan.
8.    Masih banyak lagi tanda tanda lain


Manusia yang taat kepada Allah, semua berjanji ( BAIAT ) akan senantiasa mentaati tuntunannya dan mengikuti orang sesudahnya yang mengajak taat kepada Allah dan Rosulnya. Hanya saja dengan berjalannya waktu dari generasi ke generasi membuat penyelewengan. Ada yang menjadikan para Nabi dan Rosul sebelumnya menjadi sesembahan. Dan ada yang sama sekali keluar dari ajarannya dengan cara merubah pola pikir dan pemahamannya. Lebih jauh lagi ada yang membuat ajaran ajaran ( keimanan ) yang menyekutukan Allah.



Berbaiat kepada seorang ulil amri menurut Alqur’an itu wajib. Manusia wajib taat kepada Ulil Amri. Namun bagi kita manusia sekarang , kemanakah kita harus taat ?  



Mencermati kesimpang siuran bidang taat di masyarakat, dan minimnya bidang tauhid , makin hari makin kita rasakan. Mencari guru untuk berbaiat , sudah sangat sulit. Berbaiat kepada sembarang orang juga tidak mungkin. Sebab tujuan berbaiat , yaitu dalam rangka menetapi keimanan kita kepada Allah dan Rosulnya.







Semoga kita segera dipertemukan dengan Ghoutsi Hadzaz Zaman Rodhiyallohu anhu. Aamiin.

Wabillahi taufiq wal hidayah

Wassalamu’alaikum wr wb

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PENCIPTAAN ALAM SEMESTA VERSI TAUHID (Lanjutan 2 )

APAKAH WAHIDIYAH ITU ?