MURIDUUN >>> ( kondisi salikun) >>> Lanjutan

KAJIAN LANJUTAN TENTANG MURIDUN


Bismillahir rohmaanir rohiim.

Assalamu'alaikum wr wb

Sebelum kita melanjutkan kajian tentang Muriduun ini,  kajian ini merupakan kelanjutan dari kajian beberaba waktu yang lalu yang belum sempat kita lanjutkan bersama. Sekali lagi Kami mohon maaf kepada semua pembaca yang budiman. sebab baru kali ini kami diberi kesempatan oleh Allah untuk melanjutkan kajian yang sempat terputus. Yang mana kiranya sangat penting bagi kita yang menghendaki jalan menuju Allah.
Sebenarnya secara singkat sudah kami singgung diberbagai kesempatan. namun baru secara sprsifik kita diberi bisa melanjutkan.

Semoga kajian kali ini betul betul menjadi sebab terbukanya hati kita   terutama yang sedang menuju Allah,  hingga bermanfaat sekaligus menjadi referensi sebagai pengingat yang diridhoi oleh Allah.
Kali ini Mari kita kembali matur kepada Allah Subhanahu Wata'aalaa Wa Rosulihu Shollallohu 'Alaihi wasallam, sekaligus menghaturkan rasa syukur yang sedalam dalamnya atas kesempatan yang diberikan kepada kita bersama dengan ucapan ALHAMDULILLAHIROBBIL 'AALAMIIN, Sekaligus sanjungan ke pangkuan para kekasih Allah khusushon Rosululloh SAW wa Ghoutsi Hadzaz Zaman RA wa a'wanihi wasaairi auliya Rodhiyallohu Anhum,  dengan penuh harap semua yang tersebut betul betul membrri jangkungan do'a dan restunya.

Seseorang yang berjalan menuju Allah, permulaannya diawali dengan kegiatan kegiatan khusus. Berupa amalan amalan sunnah. Sebagai informasi bahwa untuk amalan wajib, di sini tidak termasuk dalam kajian sebab sudah menjadi bagian pokok peribadatan mutlak berdasarkan Fiqih dan Tuntunan yang tak bisa ditinggalkan.

Sebab kesungguhan yang kuat dalam mendekatkan diri kepada Allah maka seorang salik senantiasa memperbanyak amalan amalan sunnah. meningkatkan aktifitas yang ada hubungannya dengan Allah Subhanahu wata'aalaa. Menjauhkan diri dari kemakshiatan baik lahir terutama makshiat bathin. melaksanakan dan memperbanyak ingat kepada Allah melalui amalan amalan yang disunnahkan Rosululloh SAW. melaui wirid wirid, memperbanyak sholawat. Dan lain sebagainya. Keadaan orang ini disebut orang yang berjalan menuju Allah yang dalam hal ini dia disebut salikun.  Dia sedang melaksanakan suluk.  

Jika hanya melaksanakan amalan wajib saja, belum dikatakan sebagai orang yang berjalan menuju Allah atau bukan seorang salikun.

Kedudukan seorang salik, masih berjalan menuju Allah dan belum sampai kepada tuhannya. Dia belum juga menemukan seorang guru yang menuntun hatinya dan masih melompat ke sana kemari untuk mencari jalan terbaik dan mencari rujukan rujukan baik berupa ilmu maupun rujukan lain dari berbagai ilmu yang  sesuai dengan jalan pikirannya dalam menuju Allah.  Berbagai macam amalan dan ibadah dilaksanakannya dengan sungguh sungguh tanpa mengenal lelah. Keadaan inilah sering terjadi sebab dia memperoleh banyak warid warid yang mendorong dirinya untuk mengikuti warid yang datang kepadanya hingga merangsang dirinya untuk lebih meningkat dan meningkat.

Dengan melaksanakan berbagai macam amalan amalan sunnah, hingga dia tekun dan Allah mencintainya. maka saat itulah Allah menjadi matanya ketika dia melihat. Saat dia berjalan, Allah menjadi kakinya. Saat dia berbicara, Allah menjadi lisannya.
Saat itu orang umum melihat keistimewaan keistimewaan yang terjadi pada Sang Salikun. Ucapannya terjadi Kun atas qudroh dan irodahnya Allah. ( mandi ucape = jawa ). Apa apa yang diucapkan terjadi.

Perlu kita sadari bersama bahwa Warid warid itu sangat banyak dan beragam sekali. Datangnya warid itu dua sisi. Yaitu Warid Minalloh dan warid minasysyaithon. Sebagaimana datangnya Ilham yang diturunkan,  juga dengan dua hal.  
Dalam Alqur'an ditegaskan bahwa #Faalhamaha fujuroha wataqwaahaa. Qod aflaha man zakkaha, faqod khoba man dassaha.

Seorang Salikun, yang menerima berbagai macam warid (wangsit = jawa) itu akan menggiring sang salikun berdasarkan pemahaman yang ada pada dirinya sebagaimana dia menerima warid warid yang mengilhami hatinya. Ketika Sang salikun lengah, pada kebanyakan akan memilih warid yang disukai. Dia akan mengikuti warid yang dirasa cocok bagi dirinya. Tanpa disadari di mulai mengarah kepada suatu titik yang dilihat sebagai sebuah petunjuk yang sangat istimewa bagi dirinya.

Orang yang mendekat kepada Allah dengan bersungguh sungguh, hingga mendapatkan warid itu akan mengilhami dirinya. Saat itu dia mulai menyaksikan hal hal yang tidak disaksikan oleh kebanyakan orang. Banyak nur nur warid yang begitu mempesona.

Banyak pengalaman pengalaman rohani yang diterima oleh para salikun. Banyak kitab kitab wushul membeberkan pengalaman pengalaman rohani para salikun. antara lain : 
Diberi bisa melihat sesuatu yang belum terjadi dan akan terjadi. 
Diberi bisa melihat keadaan hati orang lain. 
Diberi tahu berbagai macam penyakit dan cara mengobatinya. 
Diperlihatkan kekuasaan Allah kepada mahluk dan dirinya. 

Bahkan dalam sejarah para saikun, tidak sedikit yang dijadzbu oleh Allah ( dijadzbu = dihadapkan = diangkat kehadapan Allah.) setinggi tingginya sehingga dia kurang memperhatikan dirinya sendiri. hingga lupa akan keadaan dirinya sendiri.

Salikun yang sedang dijadzbu itu hanya melihat Allah ( melihat  af'al dan melihat sebagian sifat Allah ) . Selain Allah tidak menjadi acara.

Di sini banyak orang yang belum mengalami, suka ikut ikut berbicara sehingga terjadi banyak kesalah pahaman yang terjadi di masyarakat. Akibatnya istilah Jadzdzab dimaknai gila.  Kalau gila, itu adalah keadaan seseorang yang hilang akal sebab keputus asaan yang melampaui batas  akan rahmat Allah yang diakibatkan permasalahan hidupnya yang tidak teratasi sesuai nafsunya.  Umumnya mereka mencari jalan pintas demi kesuksesan yang didambakan. Jadi sangat jauh berbeda. antara Jadzab dengan gila. jadi Ini jelas sekali berbeda.

Sebagaimana Allah jelas berjanji. # Walladziina jahadu fiina lanahdiyannhum subulana. Barang siapa yang bersungguh sungguh dijalanku, pasti aku tunjuki jalan kepadaku.

Maka bagi pemula sebagai salikun, tidak perlu khawatir. jika memang ingin mendekat kepada Allah, yakinlah bahwa Allah akan menunjukkan jalan kepadaNya. Akan tetapi yang perlu diwaspadai justru diri kita sendiri. apakah betul kita ingin mendekat kepada Allah atau ada udang dibalik batu. Hal ini kita sendiri yang tahu. maka luruskanlah niat LILLAHI TA'AALAA. NGEPEN MURNI KARENA ALLAH. 

Soal hajat dan lain lain hendaknya dinomor duakan sebab itu bukan pokok dan pada saatnya akan terpenuhi atas idzin Allah. Yakinlah bahwa Allah adalah dzat memenuhi segala hajat. justru mengedepankan hajat itu akan menghalangi jalan menuju Allah dan menghambat hajat itu sendiri.

Kedudukan salikun yang sedang dijadzbu oleh Allah, dia senantiasa berhadapan dengan Allah. kemanapun dan manapun dia melangkah, senantiasa dihadapan Allah. selain Allah tidak menjadi acara baginya. Keadaan salikun yang seperti ini, akan menyaksikan perbuatan Allah kepada dirinya dan orang lain serta kepada mahluk umumnya. dia asyik terpesona dengan semua perbuatan Allah. 

Terkadang dia sedih, tatkala menyaksikan betapa adilnya Allah. dia juga sangat takut diadili oleh allah sehingga dia menangis dan menangis tanpa memperhatikan mahluk disekitarnya.
Maka bagi orang lain yang tidak memahami, akan terasa asing. dia sendiri juga asing melihat orang umum dan sebaliknya, orang umum melihat aneh.  Orang umum tidak bisa melihat dosa dosanya  sendiri sehingga tidak bisa menangis akibat tertutupi oleh dosa yang menumpuk dan tak terampuni. Bagi salikun, menangis itu bagian dari penyesalan diri yang sekian lama berlarut larut bergelimang dosa dan berupaya memohon maghfirohnya Allah SWT.

Tatkala sang salik menyaksikan perbuatan Allah , dengan tajalli sifat roufur rohimnya Allah, dia merasa bahagia atas belas asihnya Allah sehingga tampak gembira dan sesekali tersenyum riang akan ampunan  Allah sementara orang disekitarnya juga tidak mengetahui.
Ketika sang Salik sedang menyaksikan tajalli sifat Qohharnya Allah, Dia tampak perkasa dan memiliki kekuatan yang tidak umum. terkadang dia mampu mengangkat beban yang sangat berat dan tidak mungkin dilakukan oleh orang umum. Ketika ditajalli sifat sama’nya Allah, dia bisa mendengar percakaan dari jarak jauh. dan lain sebagainya.

Banyak sekali kejadian kejadian yang dialami oleh Salikun termasuk kemampuan kemampuan lain yang sifatnya KHORIKUL ADAH. Sifatnya tidak umum dimiliki orang yang mana menyimpang dari kebiasan orang umum dan tampak diluar kebiasaan dan aneh bin ajaib.

Dalam menyaksikan tajalli tajallinya Allah, sang Salik sangat dipengaruhi oleh hatinya dan keadaan sebatas mana tibgkat kempurnaan imannya. Dari catatan sejarah, banyak salikun yang jatuh terelanting dari hadapan Allah dan bahkan hancur keimanannya. Keadaan Salikun itu sebenarnya sangat rapuh. Imannya berada diujung tanduk yang sangat licin. Tajalli Allah yang dilihatnya membuat dia terpesona namun disisi lain, dia melirik keindahan keindahan itu yang mana tajalli Allah terjadi pada dirinya dan sekelilingnya.
Saat sang Salik melirik tajajalli yang terjadi padanya, seakan akan dia diberi berbagai macam keistimewaan. di saat itulah Salikun merasa senang, merasa diberi dan merasa memperoleh apa apa yang didambakan oleh nafsu sebab memang keindahan itu cocok dengan nafsunya. 

Saat itulah Salikun terjatuh dihadapan Allah hingga terjerembab dalam jurang kenistaan di hadapan Allah. Spontan dia ditangkap oleh syetan yang bekerja sama dengan nafsunya sendiri. di sinilah kemenangan syetan atas anak cucu Adam. Syaitan terbahak bahak sebab berhasil menggugurkan perjalanannya menuju Allah.

Saat itulah sang salik terhalang kepada Allah. Dia berubah menjadi asyik dengan keistimewaan keistimewaan yang dianggapnya berasal dari Allah. Di hadapan orang umum dia berubah menjadi orang Alim atas ilmu ilmu yang dilihatnya saat dijadzbu oeh Allah. dia memiliki berbagai karomah karomah. Dia memiliki kemampuan istimewa sebagaimana tajalli yang pernah disaksikannya, namun sebenarnya dia terpelanting dan berangkul rangkulan dengan syetan tanpa disadari.

Kenapa hal itu terjadi ?

Pertama :
Sebab dia berangkat menuju Allah yang sebenarnya dalam keadaan belum ma'rifat kepada Allah. kemudian ditajalli dengan Sifat dan af'aliyah Allah,

Kedua:
Dalam menuju Allah, Kedudukan  Sang Salik mengamalkan berbagai amalan sholeh tanpa bimbingan seseorang guru yqang berhak membimbing sebab belum memiliki guru kamil mukammil walaupun dia menganggap guru kepada seorang yang dianggapnya sempurna. Tidak bisa dipungkiri jika dia melompat kesana kemari ketika melihat kebenaran di sana sini.Yang sementara waktu tidak hanya kebenaran saja diperlukan namun dalam menuju Alloh masih banyak hal yang perlu dipenuhi. Antara lain Sabar , syukur, maghfiroh, mahabbah, dan ridho Allah SWT serta berbagai pernak perniknya.

Ketiga :
Dengan menyaksikan berbagai macam warid, maka Sang salik bersemangat dan makin banyak macam aktifitas ibadah yang dilaksanakan dan pada kondisi tertentu akan merasa bosan dengan warid warid tersebut ( waleh = jawa ) Sebab dorongan warid itu masing masing menuntut sebuah perbuatan ibadah. sehingga tanpa disadari dia sibuk dengan warid warid tersebut. maka sadar atau tidak, dia menjadi abdul warid.
Keempat :
Ketika Sang Salik ditajalli oleh sifat Allah, dia akan memiliki kemampuan luar biasa yang tidak dimiliki oleh orang umum. Dia akui atau tidak, dia ikut bahagia. ayem dan tentrem. Rasa ayem tentrem itulah titik awal terperosoknya ke dalam jurang yang sangat dalam. sehingga perasaan senang menjadi besar hati mengarah kepada rasa suka dipuji. perasaan suka dipuji menjadi riya' dan jika tidak segera disadari sekejap menjadi bangga yang mengandung makna takabbur. Inilah titik kerapuhan iman para Salikun.

Kelima:
Ketika sang Salik sudah merasa bahagia dengan jerih payahnya, maka dia mulai menampilkan KHORIQUL ADAH yang ada pada dirinya. Jika khoriqul adah itu berupa keahlian bidang pengobatan, maka dia menampilkan dirinya sebagai orang yang merasa diberi kemampuan oleh Allah mengobati orang lain dan tak sedikit dari mereka menjadi Thobib atau dokter (dukun = jawa.). Ketika sudah menjadi Thobib, tanpa disadari bahwa tujuan awalnya adalah berangkat menuju Allah.
Atau jika dia ditajalli sifat keperkasaan Allah, maka dia tampil perkasa dengan sendirinya. sehingga dia akan melakukan aktifitas yang ada hubungannya dengan kekuatan dan keperkasaan itu. Hingga dia mulai menggunakan pemberian keerkasaan itu untuk melangsungkan urusan kehidupannya. ada yang mulai menggelar atraksi  keerkasaan, akrobat dan ketangkasan dan lain sebagainya.

Keenam.
Kondisi Salikun yang sebenarnya belum ma'rifat, dan disisi lain sudah ditajalli berbagai sifat Allah, Nafsunya mulai mengaku aku dengan tajalli tersebut. walaupun lisannya berkata ini semua dari Allah, namun hatinya tetap tersenyum dan bangga akan pembetian Allah dan sesekali ujubny menjadi takabbur.
Jika sudah demikian, dia akan tampil sebagai guru Karomah, guru tenaga dalam, guru rohani, guru guru kebatinan yang mana hal ini banyak kita temui di masyarakat beragama. Namun tidak membawa muridnya sadar kepada Allah akan tetapi malah banyak murid murid pelaku Ilmu Katomah, banyak yang mengandalkan ktomahnya. Murid murid tenaga dalam, di sana sini menampilkan kekuatan tenaga dalamnya. dan lain sebagainya.
Jika seorang murid, dalam prakteknya menekuni dan menampilkan kelebihan kelebihan tertentu, termasuk kelebihan tenaga dalam, ilmu karomah, atau keahlian bidang pengobatan, atau ilmu lainnya, ini menandakan bahwa dia berguru kepada seseorang yang tidak mengajak sadar kepada Allah walaupun kelihatan sangat bagus dan istimewa.  Walaupun tiap ucapannya berupa lafadz Allah, atau  asmaul a'dzhom au asmaul husna.


Kiranya sementara cukup sekian kajian MURIDUN yang hingga saat ini belum pada kajian yang dimaksud dengan judul.  Semoga  kita diberi kesempatan oleh Allah untuk melanjutkan kepada pokok kajian. Namun, dalam menuju pokok kajian, ini sangat penting bagi kita memahami proses perjalanan menuju Alloh. yang mana pemahaman pemahaman muriiduun itu tidak mudah kita terapkan apabila pemahaman di bawahnya belum kita sadari.
Sebelum kita akhiri kajian sementara ini, sebagai ringkasan bahwa Salikun yang berjalan menuju Allah itu sangat banyak yang mengalami kegagalan serta mengalami kehancuran sebab dia tidak menemukan seorang guru mursyid yang kamil mukammil yang menduduki jabatan sebagai Ghouts Hadzaz Zaman RA. Yang mana beliau menempati qolbu istofil dan Isrofil Alaihi Salam itu Sendiri Adalah Galih Rosululloh SAW.
Demikian kajian ini kami uraikan, semoga uraian ini datang dari Allah dan bukan dari nafsu kami. Semoga setiap kata dan huruf, dipenuhi kalamulloh sehingga siapapun yang ikut membaca, diberi hidayah . untuk itu kami sarankan dalam hati berusaha senantiasa menghadap Allah SWT wa Rosulihi SAW. Aamiin. yaa robbal 'aalamiin.

Wabillahi taufiq wal hidayah.

Wassalamu'alaikum wr wb.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PENCIPTAAN ALAM SEMESTA VERSI TAUHID (Lanjutan 2 )

APAKAH WAHIDIYAH ITU ?