KEDUDUKAN DO’A BAGI MANUSIA
KENAPA DO’A DIKATAKAN SENJATANYA ORANG BERIMAN ?
KENAPA DO'A ITU DISEBUT OTAKNYA IBADAH ?
KEDUDUKAN DO’A BAGI MANUSIA
Manusia
adalah salah satu mahluq yang mendiami permukaan bumi
Keadaan manusia
pada dasarnya sama tidak ada perbedaan . Manusia memiliki dua sisi sifat yang
melekat sepanjang manusia itu bernafas. Yaitu sisi ketuhanan dan sisi kehewanan
Dari sisi
ketuhanan, mamusia diberi kemampuan untuk mengenal tuhannya. Ingin senantiasa
bersama tuhannya sebab manusia menyadari bahwa keberadaannya di muka bumi tidak
serta merta ada. Keberadaannya akibat asal usulnya yang ahirnya meyakini adanya
yang menciptakan. Walaupun pemahaman atheis tidak mau meyakini itu semua hanya sekedar
tameng untuk membesarkan hatinya bahwa manusia itu punya kemampuan. Ini hanya
sekedar tipu muslihat dari pikirannya sendiri dalam rangka memupuk rasa percaya
diri dan tidak perlu bantuan dari sesuatu yang di luar jangkauan akalnya. Namun hati
kecilnya akan tetap mempercayai adanya sesuatu yang jauh lebih berkuasa dan
lebih mampu menguasai dirinya yaitu tuhan. Sedang hewan tidak memiliki hal
tersebut.
Dari sisi
hasrat manusia sama kedudukannya seperti hewan. Maunya hanya makan, tidur dan
sex ( membuat keturunan ) dan hanya mau enak saja. Dari sisi kehewanan inilah
manusia senantiasa didorong untuk hidup selama lamanya di muka bumi ini dan
tidak berani meninggalkan apa apa yang disukai yaitu HARTANYA ( MAKANAN) DAN
PASANGAN HIDUPNYA ( SEX )
Saat manusia
mengalami ketidak berdayaan dalam kehidupannya, maka dia berusaha untuk
melarikan diri dari ketidak berdayaan tersebut, sebab keadaan ketidak
berdayaan ini adalah hal yang sangat tidak disukai oleh manusia yang cenderung
di kuasai sifat kehewanan.
Akhirnya demi
melarikan diri dari ketidak berdayaan maka manusia mencari pelampiasan, mencari
kambing hitam. Kadang kadang orang lain dijadikan kambing hitam. Ada kalanya
keadaan yang menjadi kambing hitam, ada kalanya waktu yang tidak tepat yang
dipersalahkan untuk menjadi kambing hitam. Pokoknya dirinya sendiri tidak mau
dijadikan biang kesalahan untuk menjadi kambing hitam.
Berbeda dengan
manusia yang dikuasai sifat ketuhanan, maka dia cenderung melarikan dirinya
kepada yang dianggap jauh lebih mampu. Lebih bisa mengatasi ketidak berdayaan. Yang
lebih berkuasa mengatasi ketidak berdayaan yaitu TUHAN YANG KUASA.
Berawal dari
sini manusia memiliki rasa butuh bantuan. Butuh pertolongan kepada pihak lain yang
dianggap mampu untuk mengatasi kebutuhannya
Jika dia
menganggap atasannya atau juragannya atau komendannya, atau bosnya yang dianggap kuasa,
maka saat itu dia bertuhankan kepada atasannya, komendannya, atau bosnya.
Jika dia
tidak berdaya akibat kelaparan , maka makanan akan menjadi tuhannya yang dianggap
mampu menghilangkan rasa laparnya.
Jika ketidak
berdayaannya akibat sakit yang sangat membutuhkan obat , maka obat itulah yang
menjadi tuhannya yang dianggap mampu menghilangkan rasa sakitnya.
Kedua hal
tersebut tetap akan mengalami kehancuran, masing masing masih akan mengalami
kebinasaan sebab masih memiliki ketergantungan kepada mahluq. Masih mengandalkan
mahluq bahwa memiliki kemampuan, memiliki kekuatan.
Lepas dari
bahasan syiriq walaupun sudah jelas syiriq. Maka dalam hal ini dikatakan akan
mengalami kehancuran. Saat yang di anggap mampu sudah tidak lagi bisa membantu
dirinya maka akan luntur keyakinannya. Saat nasi diambil vitaminnya , maka
tinggal ampas yang tidak lagi mampu memberi tenaga bagi manusia. Saat itulah
mulai disadari bahwa benda tidak mampu menolong manusia. Saat obat sudah
diambil zat penyembuh/ penawar bagi sebuah penyakit, maka lunturlah
keyakinannya pada obat. Atau bahasa berkelitnya untuk tidak kembali kepada
tuhan akan berkata bahwa tubuhnya sudah kebal dengan obat. Sebab obat yang
dibanggakan tidak lagi mampu menolong dirinya.
Subhanalloh.
Maha suci alloh dari semua perkiraan perkiraan akal manusia.
Pada puncaknya
manusia akan mengalami suasana ketidak berdayaan. Suasana ketidak mampuan, hingga detik itulah kita dihadapkan dua
perkara
1. Penuh harapan ( DO’A )
2. Keputus asaan. ( PELAMPIASAN )
OLEH SEBAB
ITU MAKA BAGINDA ROSUL BERSABDA BAHWA DO’A ADALAH SENJATA PALING AMPUH BAGI
ORANG YANG TIDAK BERDAYA. JUGA DO’A ADALAH OTAKNYA IBADAH ( AWAL KEIMANAN
SESUNGGUHNYA ) YANG MANA SEBELUM ITU IMANNYA MASIH CAMPURAN. TIDAK MURNI, MASIH
PALSU, MASIH BERBAHAYA HINGGA ALLOH TIDAK MAU MENGAMPUNI KECUALI BERTOBAT
MENYADARI KETIDAKBERDAYAAN, KETIDAK MAMPUAN BERGERAK DAN BERBUAT. TERJADI
SEBUAH PENERAPAN AYAT “ LAA HAULA WALAA QUWWATA ILLA BILLAH” ( BILLAH DALAM
ISTILAH AJARAN WAHIDIYAH )
MAKA BIDANG
LILLAH DALAM AJARAN WAHIDIYAH , ADALAH
BERBUAT SEMATA MATA MURNI DIPERINTAH TUHAN DENGAN MEYAKINI BILLAH SEBAB AKIBAT KETIDAK
BERDAYAAN TOTAL HANYA ALLOH SWT.
Komentar