IMAN. ISLAM. IHSAN


JIKA IMAN BELUM SESUAI, MAKA TIDAK AKAN MENCAPAI IHSAN DAN KE_ISLAM_AN YANG DIJALANI JUGA TIDAK SESUAI

Keimanan itu menjadi dasar bagi seseorang untuk melaksanakan apa apa yang diyakini.

Memang ini bagian pokok bidang keimanan. Semua orang beriman. Semua agama juga menuntun ummatnya untuk beriman. Tapi tidak semua orang beriman Billah. Bahkan menurut sabdanya bahwa orang beriman Billah itu sangat sedikit dan kebanyakan manusia tidak berima Billah. 


Kunci utama terletak pada syahadatnya.
Jika syahadatnya memadai maka hidupnya sesuai.

Ada syahadat lahir dan ada syahadat batin. Hidup harus lahir batin.
Jadi ada lahiriyah dan batiniyah
Lahiriyah itu syariat/ jasmani
Batiniyah itu haqiqat/ rohani
Semuanya itu membutuhkan bimbingan dan kurikulum sebagai tuntunan yang disebut THAREKAT.
Hanya saja tidak semua pelaku tharekat memahami kedudukan dan arti dari istilah istilah yang sebenarnya sudah dipelajari. Sehingga ketika kita mendengar kata THAREKAT, maka konotasinya langung menuju pada nama nama Thareakat. Antara lain:
 
Tharekat Qodiriyah, Nahshobandiyah, Kamaliyah, Syattariyah dan masih banyak lagi nama nama Tharekat.

Berawal dari kesalah pahaman ini hingga tidak sedikit orang yang menghindari Tharekat.

Aslinya bahwa segala sesuatu itu tidak bisa dikerjakan tanpa Tharekat. Sebab akan amburadul.
Orang mau makan saja secara tharekat/kurikulum, harus ada nasi kemudian ambil piring dan nasinya dimakan.
Harus ada tata caranya. Harus ada mekanisme systemnya dan seteruanya.

Bidang keimanan kita dituntut untuk memahami dan menjalankan apa apa yang sudah kita imani.

Secara haqiqat. Alloh itu dzat. Tapi dzat itu tidak bisa dibahas sebab dzat itu tidak tersusun dari suatu apa. Dzat itu tidak berbentuk. Jadi dak bisa dibayangkan apalagi dilihat. Kecuali dengan musyahadah.
Intinya kita tidak usah memikirkan dzat Alloh.

Hanya saja dzat itu menjadi sember segala sifat. Ahirnya disebut sifat Alloh. Juga disebut asmaul a'dzon atau asmaul husna.
Sifat sifat itu lah disebut Nurulloh dan ada yang menyebut Nur Muhammad. Jadi Nur Muhammad atau nurulloh itu batangnya sama tapi beda sebutan .

Maka istilah paling dan tidak diketahui kapan paling awal. Yang maha ada itu hanya Dzat. Dalam kamus inggris disebut essesce ( esensi ) = keberadaan yang asli/sejati. Maka selain dzat itu tidak ada. Jika kelihatan ada, sebab Dzat yang maha ada itu memproses dirinya dalam wujud Nur dan dikelola berdasarkan sifat dari Nur itu sendiri.

Supaya seragam dan mudah dipahami maka disebut ALLOH. Jadi Alloh itu sebutan. Karena dzat menghendaki begitu.
Semua sebutan selain Alloh tidak manpu newakili Dzat.
Contohnya
TUHAN. kata tuhan ini dalam perspective bahasa, artinya sesuatu Yang.... Maha....dan lain sebagainya tapi tidak bisa mewakili Dzat yang di maksud.
Dia masih membutuhkan kata pendukung. Yaitu Tuhan Yang Maha Esa. Tuhan Yang Maha Kuasa. Tuhan Yang...
Intinya selain Alloh tidak mampu mewakili semua sifat Alloh.

Contoh lain.
GOD dalam bahasa inggris. Kata God dalam perspectif bahasa, conotasinya mengarah pada hal masculine. God = Dewa laki laki.
Goddess = Dewa perempuan.
Maka istilah God sebagai tuhan itu sangat jauh dari makna sifat apalagi untuk mewakili Dzat.

ISTILAH ALLOH ITU MAMPU MEWAKILI SIFAT DAN DZAT.

Walaupun istilah Alloh itu mampu mewakili sifat dan Dzat, begitupun kita dilarang msmpelajari dan menikirkan Dzat Alloh.
Yang bisa di pelajari dan bisa dirasakan adalah Sifat Alloh. Sifat itupun masih wujud NUR.
ALLOH ITU NUR.
ALAM SEMESTA ITU ADA SEBAB NUR.

Nur Nur itu juga tidak bisa dipahami semua orang kecuali para kekasih Alloh. Hingga sebagian manusia hanya bisa merasakan akan keberadaan nur.
Jadi Nur itu sifatnya Alloh.

Untuk kelas awam seperti saya, juga tidak tahu apa itu nur kecuali nur itu sendiri yang memperkenalkan diri kepada kita orang awam.
Contoh.
SENANG. Istilah Senang ini sendiri masih berwujud Nur. Tidak kelihatan bendanya tapi sebagian orang bisa merasakan keadaan senang ketika didatangi oleh sifat senang. Kalau sifat senang tidak hadir, maka dia ngelamun senang. Tapi dak pernah senang.
Termasuk sifat susah. Kaya. Miskin. Kuat. Lemah. Sehat. Sakit dan lain sebagainya merupakan sifat Alloh atau nurnya Alloh atau nur Muhammad yang hadir dalam diri kita hingga kita tidak pernah tahu kapan datang dan perginya.

Apalagi hal hal yang berkenaan dengan sifat Wujud. Qidam. Baqo. Mukholafatu lil hawafitsi dan seterusnya.

Kita orang awam tidak tahu apa apa kecuali hanya mengetahui istilah dan artinya tanpa mengenal apa itu sifat Alloh kecuali orang yang dikehendaki.

Orang orang yang dikehendaki Alloh, secara umum dipanggil sebagai orang yang dipangkat sebagai kekasih Alloh dan dilindungi oleh Alloh ( waliyulloh )

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PENCIPTAAN ALAM SEMESTA VERSI TAUHID (Lanjutan 2 )

APAKAH WAHIDIYAH ITU ?

WUSUL KEPADA ALLOH