SEMUA AHLUL MA'RIFAH MEMILIKI GURU KAMIL MUKAMMIL

KEBERADAAN AHLI MA'RIFAT TANPA GURU MURSYID ITU BELUM PERNAH TERJADI DALAM SEJARAH.

Assalamu'alaikum wr wb.
Mudahnya bagi orang awam seperti kita, bahwa kata ma'rifat itu artinya mengenal atau mengetahui yang berasal dari kata AROFAH.
Dahulu kala, kata ma'rifat itu sangat angker. Jika ada orang yang mengatakannya, sebagian hingga bergidik mendengarnya. Sebab masa itu, hanya diperbincangkan oleh kalangan ulama, para mursyid dan pengamal thariqat. Sehingga orang awam menyadari betapa tingginya kedudukan ahlul ma'rifah wal mahabbah ( ahli kesadaran dan kecintaan kepada Allah )
Keadaan awan memang tidak masuk dalam kajian wushul kepada Alloh. Sebab kehidupan orang awam hanya berkutat tentang urusan hidup. Makan enak, tidur cukup, berumah tangga. Melanjutkan keturunan. Hanya itu yang ada dalam hatinya orang awam. Walaupun kelihatannya beribadah, dia punya tujuan lain selain mengabdikan diri kepada Alloh. Sehingga ibadahnya terdapat muatan lain. Dengan kata lain, ibadahnya tidak murni. Ada kecampuran lain dalam ibadahnya.

Tambah tahun, tambah zaman yang ahirnya zaman modern ini sudah makin sedikit orang yang mendalami tentang kesadaran dan kecintaan kepada Allah. Jika ada kajian tasawwuf, kajiannya tinggal cerita cerita saja. Banyak sarjana sarjana tasawwuf, namun mereka hanya mendalami sejarah sejarah kealiman para syaikh/ mursyid yang ada dari sekian jumlah thariqat.

Sehingga bermunculan ahli ahli tasawwuf , namun sebenarnya bukan ahli tasawwuf. Karena meraka hanya ahli sejarah bidang tasawwuf. Mereka hanya ahli ilmu tentang tasawwuf.

Kami mohon maaf, kami bukan merendahkan para sarjana tasawwuf. Kami hanya berupaya mencari bukti prilaku kesufian dalam masyarakat modern. Ibarat kita bicara tawaddhu, ternyata saya sendiri tidak sedang dalam keadaan tawaddhu'. Saya bicara ridho, sementara saya sendiri tidak setuju dengan kejadian kejadian disekitar kita.
Dimana para tokoh sufi, para syaikh mursyid yang dipelajari semua berawal dari prilaku sufi junjungan kita Baginda Rosul SAW. Tidak ada seorang syaikh yang tidak bersanad kepada baginda SAW. Di mana beliau para kekasih Alloh menerapkan prilaku sufi dengan merujuk prilaku budi pekerti Rosululloh SAW. Bukan hanya menceritakan budipekerti rosululloh, akan tetapi menerapkan betul prilaku Rosululloh Shollallhu 'alaihi wasallam dzohiron wa bathinan.

Maka dalam kajian kali ini, menekankan diri kami sendiri untuk menetapi, akan keberadaan dan kedudukan guru rohani dalam menjalani berbagai urusan kehidupan baik duniawi maupun uhkrowi.
Menyadari keberadaan dan kedudukan guru rohani menjadi sebuah keniscayaan yang musti menjadi sebuah i'tiqod.

Semua tokoh sufi, memiliki Guru Pembimbing ( Mursyid ). Bahkan para nabipun memiliki pembimbing kecuali baginda Rosul SAW. Di mana malaikatil muqorrobiin sebagai sufaro dalam proses turunnya wahyu hingga ke pangkuan baginda SAW.

Wabillahi taugiq wal hidayah
Wassalamu'alaikum wr wb

Komentar

GURU ROHANI mengatakan…
Ma'rifat dimaknai Sadar.
Dalam menuju sadar kepada Alloh, manusia membutuhkan guru pembimbing yang menuntun rohaninya. Tanpa mursyid yang kamil mukammil ( sempurna dan menyempurnakan ) maka ibadahnya masih menuruti kemauannya.

Seseorang yang beribadah dituntun oleh kemauannya, bisa dipastikan menghambakan diri kepada nafsunya sendiri hingga syetan menemani tanpa disadari.

Postingan populer dari blog ini

PENCIPTAAN ALAM SEMESTA VERSI TAUHID (Lanjutan 2 )

APAKAH WAHIDIYAH ITU ?

WUSUL KEPADA ALLOH